Sabar
Ceritanya kami ditunjuk untuk dijadikan salah satu sekolah untuk membantu mengisi kuesioner . kuesioner untuk evaluasi keadaan PJJ selama ini , dan insya Allah dari hasil jawaban kuesioner akan dijadikan pedoman untuk persiapan Pembelajaran Tatap Muka atau PTM . Karena intrumen yang disebar dibagi beberapa stakeholder maka harus diantar dulu ke wali murid dan para murid perwakilan .
Jadilah harus kami serahkan keesokan harinya . Ya sesuai perjanjian dengan bapak dari kementerian instrumen dikumpulkan siang
Pagi itu menunjukkan pukul 10.00 WIB aku menunggu kabar dari temenku ., Satu komplek sekolahnya, biasanya selalu bareng kalau ada tugas kumpulkan berkas . Aku telpon saja karena sudah mendekati waktu untuk dikumpulkan.
Telpon diseberang sana bilang sudah diserahkan ke salah satu guru di sekolahnya. Ah berarti aku percuma menanti sejak tadi ,. Syukurlah ketika kubuka pintu ruangan guru , ada guru muda cantik enerjik dan punya motor sendiri . Untung orangnya gampangan untuk terima perintah tanpa ba Bu Bu .. langsung berucap siap Bu .
Lega lah ...
S karang bisa santai untuk tanda tangan karena ada beberapa berkas ada yang minta legalisir , ada rapot bayangan yang harus aku koreksi dan tanda tangan .
Tetiba HPku menyala ada foto orang yang menelpon , meski tanpa suara kutahu Karen ada di depanku.
Kata ibu Tharni , sebut saja begitu ,. Dia tidak berhasil ketemu orang yg dituju karean sudah jalan pulang. Ya aneh juga sih ... .
Lalu ku hubungi bapak yang diutus untuk membantu bberp sekolah . Lama sekali berkali tak angkat ..aku WA saja ... Bertanya kemana harus antar berkas . Kembali lama tak ada respon. Kuputuskan untuk dititip saja di sana . Tempat kemrin kita meeting. Meski ada bingung .. dan sedikit tak sabar menanti kabar dari dua bapak ini .. sejam kemudian baru ada kabar sang bapak baru antri vaksin . Mau kesal pun tak mungkin aku belum vaksin lagi pula reaksi orang beda setelah terima vaksin . Baiklah. Tapi ada keraguan untuk pulang ke rumah mengingat terlalu jauh jika ada instruksi mendadak. Isi waktu diam di kantor tiba - tiba membosankan . Aku ingat bungsu ku minta meja lipat untuk lesehan kerjakan tugasnya . Ah lebih baik aku ke pasar pagi saja , mumpung posisiku ada di kota hehehe kerja di kota rumah di udik. Tak lama aku diantar si Ateng ( anak tengah) ku sudah sampai di pasar pagi. Anak ini senang sekali kalau di ajak ke pasar . Meski cuma melihat - lihat. Beda dengan bungsuku. Jangan tanya berapa kali membujuk supaya mau ikut mamanya Nemani jalan atau olah raga . Dia akan pilih di rumah saja .
Yang dicari ada tapi malas beli karena tak ada respon dari si bungsu .Daripada salah lebih baik kuurungkan untuk membelinya .
Di pasar pagi yang riuh , sperti tidak ada pandemi . Semua beraktivitas seperti biasa . Hanya dilengkapi masker. Karena itu syarat untuk masuk toko. Di tiap toko juga kulihat ada beberapa wastafel portabel yaitu ember yang diberi kran bawahnya .
Aku berjalan beriringan saja karena lokasi pasar bentuknya kios - kios berjajar dengan teras tak lebih dari semeter lebarnya setelah itu jalan aspal yang beda level ketinggian dengan toko.Yah lumayan tingginya karena aku perlu dibantu ditarik juga oleh tangan atengku yang ganteng. hehehe muji dikit yah .. anak sendiri . ..aku berjalan di depan , nah atengku yang gagah perkasa menjaga ku di belakang .
Banyaknya barang yang dijaja dan unik ,- unik , cukuplah menghalau rasa gelisahku hingga tak terasa sudah diujung kios . Lalu kami putuskan untuk berbalik ke kios bagian belakangnya . Tetiba hujan .. aku bukan nya berlaik nelusiri teras kios tapi malah nyebrang ke bawah jalan layang . Pikirku di sana lebih luas dan terlindungi dari hujan. Ternyata orang - orang juga sepemikiran denganku mungkin ya..hah jadi ramai . Bismillah saja .
Kami mencoba jaga jarak dengan yang lain . Bahkan hanya mengangguk saja ketika pedagang asongan menawarkan dagangannya . Air mineral dingin dan teh instan botolan yang juga dingin . Pasti segar ya .. meski hujan kan kami baru berlari. Ada sedikit kering tenggorokan tapi ditahanlah . Toh air mineral selalu tersedia di mobil,berjajar di setiap sisi pintunya .
Jujur saja , bukannya haus yang kupikirkan tapi entah ada rasa aneh . Seperti ada yang harus aku kerjakan tapi aku belum paham apa . Aku merasa seperti ada yang mengganjal saja .
Menghilangkan kan sedikit gelisahku yang belum juga tau kenapa ada rasa itu . Tak sengaja pemandangan depanku berdiri menarik perhatianku . Abang penjual casing handphone .si abng sibuk bantu pilih dan pasang casing HP beberapa orang yang mungkin sudah membelinya .Teringat HP ku tanpa pelindung anti gores karena beberapa hari yang lalu aku lepaskan
Comments
Post a Comment